Sunday, July 5, 2009

ALLAH knows better...NO...ALLAH knows best...

ALLAH knows better...NO...ALLAH knows best...

Somebody once told me that,” finding the right person is very hard and very wrong… it is best to be the right person for the one you love and start from there…you’ll always end up disappointed when you set standards and define a ‘right person’ for you…and don’t rush things…’coz somewhere somehow ALLAH is preparing somebody for you.”

You can never be perfect…the person you love can never be perfect…but both of you can be perfect through love and prayers, and your love can be perfect through the both of you. But, no relationship is complete without ALLAH…that’s why we have marriage…it’s a bond not only between you and your loved one…but also with ALLAH.

Our relationship fail not because (s)he’s not the right person…it’s because we expected too much and we decided on our own…let ALLAH do the work…you may call it waiting time…but while you are waiting…pray. Let ALLAH guide you always…

HE knows better. NO, HE knows best.

More frequently than not, we all in a hypocritical manner for some reason.

We call it love when we can’t leave someone and see them crying as we try to let go. We are wrong, it’s just pity.

We call it love when we’re too attached and think that losing the one we love will somehow make us weak and unable to face the storms of life. We understood, it’s just we’re too much dependent on them.

We call it love when we give our whole life to them, the wholeness of us and imaged that if they leave no one would accept us and our past. We are mistaken, it’s just insecurity.

But no matter what the definition is, the truth still remains that love isn’t something you can buy nor beg. It is real and existing.

You can’t touch it but you can feel it in your heart.

You can’t find it, but it will knock before you when you least expect it to come.

It can make you the happiest soul in heaven, but don’t forget it also can make you the most miserable person in the whole galaxy.

5 syarat

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat." Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, "Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh kamu melakukan maksiat." Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya. "Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"
Ibrahim bin Adham berkata, "Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya." Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, "Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? "Ya!" tegas Ibrahim bin Adham. "Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya, sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"
"Yang kedua," kata Ibrahim, "kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya! Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"
"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab, "Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!" Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, "Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?" "Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu m asih berkeinginan melakukan maksiat?" kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.
Ibrahim melanjutkan, "Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, 'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh'." Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar, "Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permintaanku?"
"Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari kemurkaan Allah?"
"Baiklah, apa syarat yang kelima?" Ibrahim pun menjawab, "Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."
Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya." Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran. "Mulai saat ini akut bertaubat kepada Allah." katanya sambil terisak-isak.